sehat secara alami

Translate

Saturday 29 June 2013

macam_macam infeksi berbahaya saat ini

Dengan maraknya
infeksi sejenis SARS yang
muncul di Timur Tengah,
sepertinya setiap orang harus
makin waspada dan menjaga
kesehatannya. Sebelumnya sebagai bentuk
antisipasi, Dr. Daniel Caplivski,
direktur Travel Medicine
Program dan associate
professor di divisi penyakit
menular dari Mount Sinai Medical Center, New York City,
memaparkan sejumlah infeksi
paling berbahaya saat ini dan
bagaimana menanggulanginya,
seperti dilansir Foxnews, Jumat
(28/6/2013). 1. Influenza Flu terjadi di belahan dunia
manapun setiap tahunnya, tapi
virus yang satu ini terlihat
paling berbahaya ketika ada
strain baru yang muncul seperti
flu burung H7N9 yang baru- baru ini terjadi di Asia. Sejauh
ini dilaporkan H7N9 telah
menjatuhkan lebih dari 130
korban dan terbukti fatal bagi
sepertiga pasien yang diopname
akibat penyakit ini. "Strain baru membuat tubuh
kesulitan untuk merespons
dengan baik," kata Caplivski. "Oleh karena itu tiap kali kami
melihat sesuatu yang baru
maka kami khawatir ini akan
menjadi pandemi. Apalagi jika
strain ini punya kemampuan
untuk menyebar dari orang ke orang, kemudian karena
perjalanan ke luar negeri, ini
bisa jadi masalah besar,"
tambahnya. Meski penyebaran H7N9
tampaknya telah mereda,
Caplivski menekankan bahwa
para pakar akan terus
memonitor virus ini. Sementara
itu, metode perlindungan yang terbaik dari flu adalah dengan
mendapat vaksin tahunan. 2. Infeksi superbug yang
resisten terhadap
antibiotik Para pakar kesehatan di
Amerika semakin khawatir
dengan perkembangan
superbug yang resisten
terhadap antibiotik, karena
bakteri ini tak lagi bisa merespons pengobatan
antibiotik. "Bakteri makin tak mempan
ketika diberi antibiotik biasa.
Apalagi tak ada banyak
antibiotik baru yang disetujui
karena ini juga bukanlah solusi
yang menguntungkan. Banyak produsen yang mengaku lebih
diuntungkan ketika membuat
obat penurun kolesterol atau
berat badan," tandas Caplivski. Beberapa strain superbug yang
paling mengkhawatirkan
diantaranya CRE (carbapenem-
resistant enterobacteriaceae),
MRSA (Methicillin-resistant
Staphylococcus aureus) dan C. diff (Clostridium dificile). Masing-masing superbug ini
berpotensi fatal bagi
kebanyakan orang, terutama
karena kurangnya obat yang
tersedia untuk mengatasinya.
Sebagian besar strain ini justru muncul di rumah sakit sehingga
Caplivski mengingatkan
pentingnya para dokter dan
perawat untuk menjaga
higienitas tangan dan
perangkat kerjanya. 3. TBC (tuberculosis) TBC disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis,
yang biasanya menyerang
paru-paru dan bisa menjadi
fatal jika tak kunjung ditangani.
Pada tahun 2011 CDC melaporkan bahwa kasus TBC di
Amerika mencapai 10.528 kasus
dan meski angkanya telah
menurun sejak tahun 1992, tim
dokter mengaku tetap
khawatir dengan infeksi yang satu ini. "Kami juga kesulitan mencari
dana untuk pengembangan
obat bagi infeksi ini, padahal
kami butuh obat-obat baru
karena banyaknya strain TBC
yang resisten," kata Caplivski. TBC juga masih menjadi masalah
utama di negara-negara
berkembang. WHO mencatat
bahwa 8,7 juta kasus TBC baru
dilaporkan terjadi di kawasan
ini pada tahun 2011 dan 1,4 juta orang meninggal
karenanya. "Tapi jika Anda benar-benar
menyelesaikan pengobatannya,
maka kemungkinan besar Anda
akan sembuh. Tapi beberapa
strain yang resisten yang kami
lihat, terutama di Afrika Selatan tampaknya lebih sulit
untuk diobati," timpal Caplivski. 4. Virus MERS Sejak tahun lalu, 60 kasus virus
MERS telah terdeteksi di
penjuru dunia. Ini merupakan
sebuah infeksi sistem
pernafasan yang diklaim lebih
mematikan daripada SARS. Meski sebagian besar kasusnya
muncul di Arab Saudi, virus ini
juga dilaporkan terjadi di
Jordan, Qatar, Uni Emirat Arab,
Inggris, Prancis, Jerman, Italia
dan Tunisia. Belum sampai ke AS pun CDC
telah mempersiapkan metode
untuk melawan virus tersebut.
Pasalnya berdasarkan laporan
terbaru, lebih dari 38 kasus
kematian telah dilaporkan terjadi di penjuru dunia akibat
penyakit ini. "Kami telah melihat penyebaran
lewat udara (penerbangan)
begitu cepat terjadi pada
tahun 2003 (saat SARS
mewabah). Saya kira pelajaran
itu menjadi begitu penting dalam rangka mengantisipasi
penyakit menular di seluruh
penjuru dunia," ujar Caplivski. Beruntung menurut Caplivski
meski MERS masih
mengkhawatirkan, jumlah
kasusnya tetap rendah. 5. HIV Sampai saat ini 50.000 orang
masih terinfeksi HIV di Amerika
setiap tahunnya dan penyakit
ini terus menjadi masalah utama
di penjuru dunia, dengan
tercatatnya 2,5 juta kasus baru pada tahun 2011. Bahkan
sejak dimulainya epidemi HIV,
CDC melaporkan bahwa hampir
30 juta orang meninggal dunia
karena AIDS, yang disebabkan
oleh infeksi HIV. Beruntung pengobatan untuk
HIV juga terus berkembang.
"Sekarang kita pun telah
memiliki pil yang bisa diminum
satu hari sekali. Efektivitasnya
sangat kuat dengan efek samping yang minimal," ungkap
Caplivski. Hanya saja berdasarkan data
terbaru, dari 1,1 juta orang di
Amerika yang hidup dengan HIV
di akhir tahun 2009, 18 persen
diantaranya tak tahu jika
mereka telah terinfeksi. Artinya kesadaran untuk melakukan
tes HIV masih sangat kurang.
Hal ini tentu mempersulit diri
mereka sendiri karena tak
kunjung mendapatkan
pengobatan.

No comments: